Monday, January 18, 2010

Waduh, Acaranya Kacau!


Ilustrasi foto: pelaminan nasional dari salah satu rekanan.
Lokasi di Aula Makarti Depnakertrans Kalibata

Kalimat yang saya jadikan sebagai judul di atas tentu adalah yang paling tidak kita inginkan untuk terjadi pada hari perkawinan yang telah dinanti-nanti sekian lama.

Namun sepanjang karir saya sebagai pembawa acara, selama lima tahun lebih, masih saja ditemukan hal-hal yang seharusnya bisa kita hindari dengan mudah.

Banyak saya menyaksikan, orang-orang yang seharusnya berperan pada waktu penyambutan penganten, tidak hadir pada waktunya atau bahkan tidak datang sama sekali.

Misalnya penari, pemusik, pembawa acara, fotografer, teknisi sound system, dan lain-lain.

Saya sendiri selalu merasa sangat benci dan marah (walaupun tidak dinampakkan), ketika pada waktunya penganten sudah mau memasuki ruangan, rekan penari atau pemusik, atau siapapun yang dibutuhkan saat itu - tidak jua menampakkan diri.

Tahu-tahu, ketika penganten sudah duduk di pelaminan, ketika semua sudah terlambat, dia baru datang tergopoh-gopoh, celinguk-kanan kiri dan melap keringat yang menetes di dahi.What the…!

Pernah pula suatu ketika, waktu resepsi sudah hampir dimulai. Namun pemain organ tunggal dan penyanyi belum jua datang. Telepon punya telepon, orangnya tak jua berhasil dihubungi.

Lalu, lima menit lagi penganten sudah mau masuk, baru orangnya datang terburu-buru, langsung meletakkan keyboard di atas panggung. Eh, bukannya langsung set-up, ia malahan mengeluarkan HP dari kantongnya dan berbicara bla-bla-bla… dengan seseorang entah siapa.

Ghrrrrrr… Sudah serasa memuncak emosi di kepala, dan akhirnya ketika keyboard sudah dibuka, ternyata… kaki keyboardnya ketinggalan! Dan kembali sang keyboardist menelepon menyuruh seseorang mengantarkan kaki keyboard ke gedung.

Selaku pembawa acara, saya hampir tidak pernah memperlihatkan kesan tidak senang kepada rekan-rekan yang berlaku tidak profesional tersebut. Jika bukan saya penanggung jawabnya :) Namun kalau paket entertainment adalah dari saya, orang-orang semacam itu akan langsung dicoret dari daftar partner, dan tidak akan pernah saya hubungi lagi untuk bekerja sama.

Pernah pula saya alami pada suatu hari, ketika penyambutan penganten tinggal setengah jam lagi, fotografer yang bertugas tak muncul-muncul juga. Ketika dihubungi oleh EO, ternyata ada miskomunikasi. Dikira oleh tim fotografer acara bukan hari ini, melainkan esok pagi! Dan fotografer tersebut tengah bertugas ditempat lain.

Segeralah dicari fotografer yang bisa datang saat itu juga, sedangkah hari hujan deras! Tak ada yang bisa dan bersedia. Akhirnya terpaksa lah kedua mempelai disambut dan hanya diabadikan oleh kamera digital punya keluarga dan kamera dari HP. Satu jam sesudah mempelai bersanding, baru datang beberapa orang fotografer muda bertampang culun yang sepertinya belum begitu memahami bagaimana mengoperasikan kamera. Bukannya stanby dan siap sedia di pelaminan, mereka malah mondar-mandir entah kemana. Sangat mengecewakan!

Hal-hal yang di atas mungkin belum lah yang terburuk, bahkan ada lagi yang lebih parah. Barangkali Anda pernah membaca di sebuah media massa (Nova) beberapa waktu lalu, mengenai katering yang tidak ada pada waktu pesta. Bayangkan, uang muka sudah diserahkan. Dan seminggu sebelum hari-H, semua biaya telah dilunasi pada katering.

Namun pada hari-H, tidak satupun makanan yang disediakan, orang katering pun tidak ada yang muncul. Ketikia ditelepon, tak ada satupun yang bisa dihubungi! Alangkah malu, kecewa, dan frustasinya tuan rumah maupun penganten. Tamu undangan yang datang akhirnya hanya disuguhi snack dan air mineral gelas saja!

Mungkin Anda akan berpikir, “Jika ini terjadi pada saya, akan saya tuntut orang katering itu ke pengadilan! Akan saya kejar dengan pengacara saya sehingga ia masuk penjara!”

Bisa saja. Taruhlah semua itu memang jadi kenyataan, pelakunya ditangkap, aset nya disita dan kerugian Anda akhirnya diganti. Namun, bagaimana mengembalikan hari bahagia Anda yang telah hancur berantakan itu? Tak ada yang bisa mengubah apa yang telah terjadi. Belum lagi biaya yang Anda habiskan untuk berperkara di pengadilan, yang jumlahnya pasti sangat besar.

Pernikahan ini adalah acara sakral yang diharapkan hanya sekali seumur hidup! (Kalaupun ada yang kawin lagi, itu adalah hal lain – kita pun akan menganggap perkawinan yang kesekian itu sebagai sebuah event sekali seumur hidup). Harusnya, tidak ada ruang untuk kesalahan sekecil apapun. Semuanya harus sempurna, perfect, tak ada kekurangan apapun!

Idealnya memang demikian, namun seperti yang saya ilustrasikan dari kejadian-kejadian di atas yang merupakan kisah nyata, barangkali ada yang dapat kita pelajari.

Apa sih yang membuat seseorang tidak bisa datang pada waktunya? Sehingga membuat acara jadi kacau? Kalau ada urusan penting pada hari itu, kenapa tidak menolak saja job yang diberikan sehingga bisa kita cari orang lain?

Kalau macet adalah sebuah alasan, bukankah semua orang sudah tahu bahwa Jakarta itu adalah biang kemacetan? Bukankah kita tetap dapat datang tepat waktu dengan memperhitungkah waktu perjalanan walau dalam keadaan macet sekalipun? Kita kan bisa berangkat lah jauh lebih awal!

I really hate those unprofessional anda irresponsible people.

Jujur saja, saya sangat tidak menyukai orang-orang seperti itu. Namun faktanya, orang-orang seperti itulah yang selalu kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang berkomitmen dan bertanggung jawab sangat lah langka.

Lalu, bagaimana agar kita dapat menghindari segala macam masalah yang berasal dari ketidakprofesionalan di atas?

Hanya ada satu cara, sangat usang dan klise tapi memang hanya inilah yang bisa menghindarkan kita semua dari malapetaka pada hari yang seharusnya bahagia, yaitu selalu memeriksa secara berulang-ulang segala sesuatunya. Always check and re-check.

Pilihlah panitia yang akan bertanggung jawab untuk untuk satu hal, dan minta selalu perkembangan terakhir. Kalaupun ada misinformasi antara fotografer, pemain organ tunggal, atau siapapun juga, hal ini harus dideteksi seawal mungkin. Minta nomor telepon semua orang yang terlibat dalam acara, keep calling them.

Tiga bulan sebelum hari H, mulailah melakukan konfirmasi dengan pak penghulu, katering, gedung, MC, dan siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan resepsi. Kenali semua orang, dan awas terhadap hal-hal yang potensial bisa menimbulkan masalah.

Dua bulan sebelum hari-H, anda kembali menghubungi semua orang tersebut. Hal ini memang tidak bisa dilakukan sendiri, serahkan pada panitia dan minta laporan perkembangannya.

Dan kemudian, satu bulan sebelum hari-H, kembali Anda 'mengganggu' semua orang, meminta konfirmasi dan kepastian, dan minta agar mereka tidak lupa. Mungkin Anda akand dianggap nyinyir dan kolot, tapi seribu kali lebih baik daripada hari istimewa Anda rusak dan kacau.

Dua minggu sebelum hari-H, anda sudah mulai melakukan pembayaran-pembayaran, baik DP atau pelunasan. Kenali pihak katering, lihat dimana domisili mereka.

Dan khusus buat MC, minta jadwalnya dan saksikan sendiri performance-nya sebelum hari-H anda. Diskusikan dengan MC apa-apa yang perlu dilakukan sebelum hari-H.

H-1, anda kembali menelepon dan mengkonfirmasi kehadiran semua orang. Pelaminan, katering, fotografer, pemain organ dan penyanyi, MC, penghulu, yang akan membaca Al-Qur’an pada waktu akad nikah, yang akan menyampaikan kata sambutan pada waktu seserahan, pokoknya setiap orang..!

Pagi harinya, kembali check dan recheck lagi.

Satu jam sebelum acara, kembali dilakukan pengecekan dan telepon kembali para pemain organ, MC (kalau belum datang juga - kebangetan) dan siapa saja yang belum muncul. Kalau mereka bilang masih di jalan, tanyakan posisinya sudah sampai di mana. Saya yakin masih ada yang akan menjawab bahwa ia ‘sudah mau berangkat.’. What the…!!

Jika semua itu sudah dilakukan, maka kecil kemungkinan acara bahagia Anda akan hancur dan kacau balau, gara-gara beberapa orang yang tidak mampu bersikap profesional dan berkomitmen serta bertanggung jawab.

Memang sangat sederhana, dan semua orang paham mengenai hal ini. “Anak kecil aja tau…” Mungkin demikian pendapat Anda.

Namun kenyataannya, selalu saja masalah yang sama berulang-ulang terjadi. Masalah yang bisa diselesaikan dengan hal kecil, namun karena hal kecil yang sangat penting itu tak dilakukan maka tetap saja kita saksikan masalah yang sama terjadi ribuan kali.

Mudah-mudahan hal ini dapat dihindari pada pesta Anda.

Wassalam,
MC Wady Sutan Pamenan


Ilustrasi foto: artis & musisi rekanan St. Pamenan

No comments:

Post a Comment